Sabtu, 04 Maret 2017

SEBAGAIMANA MATAHARI

Sebagaimana matahari, 
kau adalah segumpal cahaya yang
menggugurkan daun-daun
menggetarkan ranting-ranting lalu
menghidupkan tunas 
kemudian membakarnya dengan panas.

Sebagaimana matahari,
kau pandai merawat cuaca,
menciptakan musim basah dari riak tawa
menyemai biji-bijian di 
ladang hampar tempat kau merawat
akar-akar yang menjerat
pikiran-pikiran ku

Sebagaimana matahari
aku tau: 

kau akan tenggelam
di garis cakrawala.
Menjelma senja semburat merah mega-mega
yang akan menutup dunia ku
dengan selimut malam yang

gelap tanpa cahaya

.

MENDENGARKAN SEPI

Sepi tiba-tiba ingin menemanimu
sore itu
sehabis mendung, ia bersadar di
kursi ruang tamu. Mendengarkan mu.
Membaca buku puisi yang 
kau letakan sembarangan
diantara surat-surat, detik jam, dan
rindu yang selalu menuntut
perhatian mu itu.

Ia juga seringkali
memanggil-manggil namamu
ketika kau tiba-tiba merasa terasing
di kota yang tak pernah
berhenti bertanya:
tentang rencana-rencana masa depan. 
Tentang bunga rumput dan cahaya pagi
yang menyilaukan.

Sungguh ia ingin sekali agar kau
menyapanya diantara motor-motor itu.
di antara orang-orang yang di dalam bus itu.
di antara bibir merah itu.

Diantara kesepian-kesepian itu.